Di resepsionis iWorld Learning, kami sering bertemu dengan orang tua seperti ini:

Beberapa membawa anak berusia tiga atau empat tahun, yang begitu melihat lingkungan baru langsung menggenggam erat tangan ibunya dan enggan bicara.

Ada juga anak-anak yang sudah masuk sekolah dasar, meski berbicara bahasa Inggris dengan lancar, tetapi saat ditanya tentang Mandarin, mereka menggeleng dan berkata, “Terlalu sulit.”

Selain itu, ada juga para profesional yang menanyakan kursus untuk dewasa dan mengeluh, “Seandainya saya belajar sejak kecil, pasti lebih mudah. Sekarang belajar benar-benar sulit.”Setelah mendengar cerita-cerita ini berkali-kali, kami semakin yakin: belajar bahasa sejak dini memang lebih baik. Bukan hanya karena daya ingat dan kemampuan meniru anak berada pada puncaknya, tetapi juga karena belajar bahasa secara diam-diam membentuk cara berpikir, kebiasaan belajar, dan rasa percaya diri anak.

1. Hubungan Ajaib antara Bahasa dan Otak

Banyak orang tua mengaitkan belajar bahasa dengan menghafal kosakata atau mengerjakan latihan, padahal jauh lebih dari itu.

Di kelas, kami sering melihat situasi seperti ini:

• Anak berusia tiga tahun dapat dengan mudah membedakan empat nada Mandarin dan menirukannya dengan tepat saat bermain.
• Anak berusia lima tahun berpikir dengan cermat urutan goresan saat menulis karakter Mandarin pertamanya.
• Anak sekolah dasar, ketika membaca buku bergambar, secara alami bertanya, “Mengapa kita merayakan Hari Nasional?” setelah memahami perbedaan antara “rumah” dan “negara.”

Momen-momen ini menunjukkan bahwa belajar bahasa aktif membentuk perkembangan otak anak. Latihan nada meningkatkan kepekaan pendengaran, menulis karakter meningkatkan fokus, dan memahami arti kata melatih logika serta rasa ingin tahu.

Banyak orang tua melaporkan bahwa sejak anak mereka mulai belajar Mandarin, fokus mereka juga meningkat dalam mata pelajaran lain seperti matematika—ini adalah contoh “manfaat tersembunyi” dari latihan bahasa.

2. Akumulasi Sejak Dini, Masa Depan Lebih Mudah

Di dunia saat ini, Mandarin bukan hanya simbol budaya Tionghoa, tetapi juga alat penting untuk komunikasi global dan interaksi ekonomi.

• Di masyarakat multibahasa seperti Singapura dan Indonesia, sekolah umumnya menawarkan pelajaran bahasa Mandarin, dan kemampuan anak mengikuti pelajaran berdampak langsung pada prestasi akademik mereka.
• Di Eropa dan Amerika, semakin banyak universitas memasukkan Mandarin sebagai mata kuliah wajib atau pilihan, memberi siswa kesempatan komunikasi yang lebih luas.
• Di dunia kerja, perusahaan multinasional sangat menghargai karyawan yang bisa berbicara Mandarin, baik untuk negosiasi, penerjemahan, maupun ekspansi pasar.

Banyak peserta dewasa mengatakan kepada guru mereka, “Saya sering harus berkomunikasi dengan klien Tiongkok di pekerjaan. Kalau saya belajar sejak kecil, pasti lebih mudah.”

Mendengar ini berkali-kali memperkuat keyakinan kami: belajar Mandarin sejak dini memberikan anak-anak modal tak terlihat untuk masa depan.

3. Mengapa “Semakin Dini, Semakin Mudah”?

Belajar bahasa mirip dengan belajar berenang—semakin cepat masuk ke air, semakin tidak takut.

Kemampuan meniru dan belajar bahasa anak berada pada “masa emas,” terutama antara usia tiga hingga delapan tahun. Pada periode ini, mereka hampir tidak memiliki beban psikologis: mereka tidak takut salah pengucapan, dan tidak seperti orang dewasa yang terlalu khawatir soal tata bahasa.

Dengan lagu anak-anak, buku bergambar, dan permainan, mereka bisa menghafal banyak kosakata dengan mudah. Misalnya, di kelas prasekolah kami sering mengajarkan lagu “Dua Macan.” Pada awalnya mereka hanya meniru suara, tetapi segera mereka bisa menggunakan ungkapan seperti “tidak ada telinga” atau “tidak ada ekor” saat bermain. Bagi mereka, proses belajar itu sendiri menyenangkan.Sebaliknya, jika mulai belajar pada usia remaja atau dewasa, biasanya akan menghadapi masalah pengucapan yang sudah terbiasa, gangguan dari bahasa ibu, dan tekanan ingatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, semakin dini belajar, anak lebih mudah, orang tua pun lebih tenang.

4. Belajar Bahasa Sama dengan Belajar Budaya

Di balik setiap bahasa terdapat budaya. Saat anak belajar Mandarin, mereka tidak hanya belajar kata dan kalimat, tetapi juga mengenal peradaban yang telah berusia ribuan tahun.

Di kelas, guru memperkenalkan cerita tentang perayaan seperti Tahun Baru Imlek, Festival Perahu Naga, dan Festival Pertengahan Musim Gugur. Anak-anak membuat kue ketan dan lampion, merasakan keseruan budaya secara langsung.

Saat membaca, anak-anak juga mengenal puisi Dinasti Tang, puisi Dinasti Song, dan cerita idiom, memahami makna dan kebijaksanaan kata-kata. Ini bukan sekadar belajar bahasa, tetapi juga pemberian budaya. Anak-anak yang terbiasa menghargai budaya lain sejak dini akan memiliki landasan yang lebih kuat dan luas dalam hidup.

5. Kursus Mandarin di iWorld Learning

Untuk memastikan semua usia mendapatkan manfaat, iWorld Learning merancang kursus Mandarin yang tersusun berdasarkan tingkat dan fase belajar:

• Mandarin Prasekolah
• Fokus pada lagu, buku bergambar, dan kerajinan tangan, menekankan belajar sambil bermain. Anak-anak mengembangkan minat pada Mandarin dalam suasana santai, dengan kelas yang selalu penuh tawa.Mandarin Anak dan Remaja
• Pengembangan menyeluruh dalam mendengar, berbicara, membaca, dan menulis, dikombinasikan dengan materi sekolah dan situasi komunikasi sehari-hari. Membantu anak meningkatkan prestasi akademik sekaligus percaya diri menggunakan Mandarin secara alami.Mandarin Dewasa

Dibagi menjadi percakapan sehari-hari dan Mandarin bisnis. Cocok untuk peserta asing yang ingin meningkatkan kemampuan komunikasi sehari-hari maupun profesional yang membutuhkan Mandarin dalam pekerjaan.Keunggulan Pengajaran:

• Kelas kecil (3–6 siswa) agar setiap anak memiliki kesempatan berbicara.
• Materi pengajaran buatan sendiri yang sesuai dengan situasi nyata, langsung dapat diterapkan.
• Tim guru profesional, sabar, dan memberikan bimbingan sesuai kebutuhan masing-masing siswa.

6. Suara Nyata dari Orang Tua dan Murid

Seorang ibu yang baru pindah ke Jakarta berkata:

“Anak saya dulu menolak belajar Mandarin, selalu bilang sulit. Setelah ikut kursus prasekolah di iWorld, dia mulai bernyanyi lagu Mandarin sendiri dan berkata, ‘Mama, ceritanya seru!’ Sekarang dia bahkan minta membawa buku bergambar pulang untuk latihan.”Seorang peserta dewasa yang bekerja di perdagangan internasional berbagi:

“Dulu saat berurusan dengan klien Tiongkok, selalu perlu penerjemah, komunikasi lambat dan hubungan terasa kaku. Setelah setahun belajar Mandarin bisnis, sekarang saya bisa memperkenalkan produk dan menjawab pertanyaan sendiri, dan klien lebih percaya.”Cerita-cerita ini semakin meyakinkan kami: nilai belajar bahasa tidak hanya soal “nilai ujian,” tetapi membangun percaya diri dan peluang bagi anak maupun orang dewasa.

7. Mulai Hari Ini, Beri Anak Anda Keunggulan

Belajar bahasa membutuhkan waktu, tetapi memulai tidak pernah terlalu dini.

Jika Anda ingin anak membangun rasa percaya diri dalam belajar Mandarin, atau ingin menggunakan bahasa ini dengan lebih nyaman dalam kehidupan dan pekerjaan, kami mengundang Anda untuk datang ke iWorld Learning dan merasakan pengalaman kelas yang berbeda.

👉 WhatsApp: +62 813 1885 6165 (Daftar kelas percobaan sekarang)

🏫 Alamat Kampus: BLOK B/27, Jalan Marina Raya, Jakarta Utara